GIGI BERLUBANG (KARIES)


“GIGI BERLUBANG”

1.             Pengertian Gigi Berlubang
Gigi berlubang adalah kerusakan pada struktur jaringan keras gigi (email, dentin) yang diakibatkan oleh asam yang dihasilkan oleh bakteri yang terdapat pada plak gigi (Post line,2008).

2.             Penyebab Gigi Berlubang
Berikut ini beberapa faktor penyebab gigi berlubang
a.       Plak
Plak gigi adalah suatu lapisan bening, tipis, dan terdiri dari mucus serta kumpulan bakteri yang menyelimuti permukaan gigi. Plak gigi tidak dapat dilihat dengan secara langsung, dengan demikian dibutuhkan suatu senyawa yang digunakan untuk membantu melihat. Plak gigi akan hilang setelah menyikat gigi namun akan terbentuk lagi dalam waktu yang singkat setelahnya

b.      Bakteri
Peran bakteri dalam menyebabkan terjadinya gigi berlubang sangatlah besar. Bakteri yang sangat dominan dalam gigi berlubang adalah streptococcus mutans. Bakteri ini sangat kariogen karena mampu membuat asam dari karbohidrat yang dapat diragikan. Akibatnya bakteri-bakteri terbantu untuk melekat pada gigi serta saling melekat satu sama lain.
Streptococcus mutans berperan dalam proses awal gigi berlubang yaitu lebih dulu masuk lapisan luar email. Selanjutnya lactobacillus acidophilus mengambil alih peranan pada gigi berlubang yang lebih merusakkan gigi. Bakteri menempel di gigi bersama plak. Plak akan tumbuh bila ada karbohidrat, sedangkan gigi berlubang akan terjadi bila ada plak dan karbohidrat (Suwelo, 1992)
c.       Sisa Makanan
Sisa makanan yang menempel lama karena terjebak adalah penyebab terjadinya gigi berlubang. Terjebak di sela-sela gigi menyebabkan sisa makanan susah untuk dibersihkan, sehingga memerlukan perlakuan dan alat khusus. Jika tidak segera dibersihkan atau tidak menyikat gigi, maka bakteri akan menjadikan sisa makanan itu menjadi sarangnya berkembangbiak dan merusak gigi yang menepel dengan sisa makanan itu
d.      Gigi
Plak yang mengandung bakteri merupakan awal bagi terbentuknya gigi berlubang. Oleh karena itu, daerah gigi yang memudahkan pelekatan plak sangat mungkin diserang gigi berlubang. Gigi dengan fissure (lekukan) yang dalam lebih mudah terserang gigi berlubang. Hal demikian memudahkan masuknya makanan didaerah itu yang sulit dibersihkan. Gigi yang berjejal (crowding) akan mendukung terjadinya gigi berlubang, karena daerah tersebut sulit dibersihkan. Gigi yang mempunyai permukaan dan bentuk yang tidak teratur dapat mengakibatkan sisa-sisa makanan terselip dan bertahan sehingga produksi asam oleh bakteri berlangsung cepat dan mengakibatkan terjadinya pembusukan gigi yang memicu timbulnya gigi berlubang

3.             Proses Terjadinya Gigi Berlubang
Proses terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak di permukaan gigi, sukrosa (gula) dari sisa makanan dan bakteri, proses penempelan pada waktu tertentu yang berubah menjadi asam laktat yang akan menurunkan pH mulut menjadi asam (5,5) yang akan menyebabkab demineralisasi email berlanjut menjadi gigi berlubang (Schuurs, 1993).
Pembusukan terjadi di dalam lapisan gigi yang paling luar dan keras, tumbuh secara perlahan. Setelah menembus pada lapisan kedua (dentin, lebih lunak), pembusukan akan menyebar lebih cepat dan masuk kedalam pulpa (lapisan gigi paling dalam mengandung saraf dan pembuluh darah). Dibutuhkan waktu 2-3 tahum untuk menembus email, tetapi perjalannya dari dentin ke pulpa hanya memerlukan waktu 1 tahun (Handika,2008).

4.             Macam – Macam Gigi Berlubang
a.       Karies Email
Suatu keadaan dimana lapisan email gigi mengalami kerusakaan sampai batas dentino enail junction. Terdapat spot putih
Gejalanya biasanya belum memberikan keluhan, terkadang terasa ngilu jika terkena rangsang panas/dingin, makan/minum manis, asam. Bila rangsang dihilangkan, akan segera hilang linunya.
Merawatnya dengan dilakukan penambalan gigi ke dokter gigi.
b.      Karies Dentin
Merupakan lanjutan dari karies email. Suatu keadaan dimana lapisan dentin atau lapisan kedua mengalami kerusakan.
Terasa linu bila terkena rangsang panas/dingin, makan/minum manis, asam. Bila rangsang dihilangkan, rasa nyeri hilang beberapa saat kemudian.
Cara merawatnya dengan dilakukan menambal gigi atau dilakukan tindakan perawatan bisa 2 kali atau 1 kali kunjungan ke dokter gigi.
c.       Pulpitis
Peradangan pada pulpa gigi yang menimbulkan rasa nyeri. Terasa nyeri secara tiba-tiba. Perawatannya dengan dilakukan tindakan perawatan dengan beberapa kali kunjungan ke dokter gigi.
d.      Gangraen Pulpa
Kematian pulpa yang disertai dengan invasi bakteri pembusuk. Proses kematian pulpa ini adalah suatu kematian yang tidak steril.
Sedangkan tanda klinis yang paling sering ditemui yaitu jaringan pulpa mati, berbau busuk serta lisis. Gigi yang telah rusak berubah warnanya menjadi abu-abu agak kehitaman.
Perawatannya dengan dilakukan tindakan perawatan bisa 3-4 kali perawatan. Namun jika tidak memungkinkan untuk ditambal maka harus dilakukan pencabutan.
e.       Sisa Akar
Gigi berlubang yang dibiarkan dalam waktu yang lama makan akan menjadi ganggren pulpa, yang mengakibatkan kerusakan gigi bagian mahkota menjadi lebih parah sehingga menyisakan sisa akar gigi.
Pada keadaan seperti ini perlu dilakukan pencabutan gigi untuk menghindari penyakit rongga mulut yang lebih parah, dan fokal infeksi pada organ tubuh lainnya.

5.             Akibat Gigi Berlubang
a.       Sakit Gigi
b.      Bau Mulut
c.       Mengganggu proses pengunyahan
d.      Kehilangan Gigi
Dapat timbul ketika kerusakan gigi telah sangat berat hingga gigi mengalami pembususkan. Apabila telah terjadi pembusukan yang tidak dapat disembuhkan lagi maka gigi tersebut harus dicabut, dan pencabutan gigi ini akan mengakibatkan keompongan
e.       Fokal infeksi
Adalah kuman infeksi jaringan penyangga gigi juga dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah, kuman dapat menyebar ke organ lain seperti jantung, karena itu ada beberapa kasus penyakit yang sebenarnya dipicu oleh infeksi dari gigi.
Berdampak pada sistem rangka, dan sistem saraf. Beberapa penyakit akibat dari infeksi gigi antara lain adalah jantung, stroke, penyakit saluran pernapasan, sakit kepala, bayi prematur/ kurang sehat, atritis (radang sendi), dll.

6.             Cara Pencegahan Gigi Berlubang
a.       Menyikat gigi 2 kali sehari pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur
b.      Makan-makanan yang berserat
c.       Mengurangi makanan manis melekat
d.      Minum air putih
e.       Rajinlah berkumur setelah makan atau minum sesuatu terutama makan dan minum yang manis melekat
f.       Mengurangi minuman bersoda
g.      Mengunjungi dokter gigi minimal 6 bulan sekali

Artikel Lainnya:

RENCANA KESEHATAN GIGI MENDUKUNG ISU PEMBANGUNAN KESEHATAN


sumber : http://ragil-bkkbn.blogspot.com



Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi penduduk yang mempunyai masalah gigi dan mulut adalah 34% dan 1,6% penduduk telah kehilangan seluruh gigi aslinya. Dari jumlah itu yang menerima perawatan atau pengobatan dari tenaga kesehatan gigi adalah 29,6%. Kesehatan gigi yang baik adalah mutlak harus dijaga dan dirawat jika ingin gigi tersebut sehat. Namun, kebanyakan orang mengabaikan fakta-fakta dasar kesehatan gigi dan menderita konsekuensi dari itu. Semua ini dapat dihindari jika mereka mengambil beberapa langkah untuk menjaga kebersihan mulut. Memang tampak wajar jika seorang anak memiliki gigi yang rusak, namun sebenarnya itu tidak baik untuk kesehatan gigi dan mulut jika dibiarkan terlalu lama.
Maka dari itu, perlu adanya pencegahan terhadap resiko kerusakan pada gigi anak-anak kita agar kita tetap dapat menjaga kesehatan gigi dan mulutnya serta memberikan hasil terbaik bagi anak-anak. Hal ini akan sangat bermanfaat bagi mereka terlebih saat mereka dewasa karena pada umumnya, kesehatan dan kebersihan mulut dan gigi adalah salah satu penunjang rasa percaya diri yang paling utama pada mereka terlebih saat masa remaja. Hingga saat ini, sudah terdapat banyak kasus mengenai kerusakan gigi pada anak. Sampai-sampai hal ini seolah-olah sudah menjadi hal yang wajar dan banyak orang tua yang merasa bahwa mereka tidak perlu melakukan perubahan apapun untuk menyikapi hal tersebut.
Upaya yang dilakukan untuk mendukung isu pembangunan kesehatan 2013 yaitu :
1.        Melakukan pembinaan dalam upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana berdasarkan ketentuan dan prosedur yang berlaku melaui monitoring dan evaluasi untuk mendapatkan pelayanan yang optimal
2.        Pemeriksaan gigi bagi balita yang bertujuan agar gigi susu yang sudah tumbuh tidak terserang karies (gigi berlubang) sehingga tidak mengganggu pola makan dan zat gizi yang masuk bersama makanan dapat terserap dengan baik
3.        Penyiapan pemberian bimbingan teknis pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, pelayanan kesehatan gigi dan mulut, pelayanan kesehatan khusus, usia lanjut dan pelayanan darah, dan pelayanan kesehatan di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan
4.        Mengembangkan strategi peningkatan kinerja dan kemampuan institusi pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat untuk menjamin optimalisasi dalam pelaksanaan pelayanan
5.        Melakukan pengawasan dan penegendalian terhadap pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, penyehatan lingkungan dan penanggulangan wabah dan bencana
6.        Melakukan pembinaan dalam upaya peningkatan promosi kesehatan dan peran serta masyarakat berdasarkan ketentuan dan prosedur yang berlaku melalui monitoring dan evaluasi untuk mendapatkan pelayanan yang optimal serat peningkatan pengawasan dan akuntabilitas
7.        Melakukan pengendalian program peningkatan promosi kesehatan dan peran serta masyarakat
8.        Melakukan koordinasi dan konsultasi pelaksanaan kegiatan dengan instasi terkait agar tejalin kerjasama yang baik



Sumber:

Artikel Lainnya:

LAPORAN PKT PADA PASIEN PENCABUTAN DAN ANALISA SALIVA


LAPORAN KASUS KURATIF TERBATAS PASIEN PADA PASIEN 

I.              IDENTIFIKASI PASIEN
Nama                             : Asaka
Jenis Kelamin                : Perempuan
Pekerjaan/Sekolah         : Pelajar / SD Negeri Tambakroto
Alamat Rumah              : Desa Tambakroto
Kelas                              : 3 SD
Umur                             : 9 tahun

II.           PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
Anamnesa          : Pasien datang dengan keluhan gigi sebelah kiri bawah depan goyang, pasien ingin giginya di cabut

III.        PEMERIKSAAN OBYEKTIF
Keadaan umum             : Sehat
Penampilan                    : Komunikatif dan kooperatif
Alergi                             : t.a.k

IV.        PEMERIKSAAN EKSTRA ORAL
Bentuk muka     : Bulat
Bibir                   : Simetris
Pipi                    : Simetris
Bicara                : Jelas

V.           PEMERIKSAAN INTRA ORAL
Mukosa  : Normal
Lidah     : Normal
Gingiva  : Normal
OHIS     : Sedang
def-t       : 3
DMF-T  : 0

VI.        PEMERIKSAAN ELEMEN GIGI
Keterangan:
55           : d/ KMD
75           : d/ KME
72           : persistensi
85           : d/ KME

VII.     RENCANA PERAWATAN
Gigi
Diagnosa
Rencana Perawatan
55
Karies Mencapai Dentin
Penambalan
75
Karies Mencapai Email
Penambalan
72
Persistensi
Pencabutan
85
Karies Mencapai Email
Penambalan

VIII.  HASIL ANALISA SALIVA DAN PLAK GIGI
Dari hasil pengukuran saliva didapatkan data bahwa pasien atas nama Asakamalya memiliki hidrasi saliva non stimulant yang normal dan stimulant yang normal yaitu 4 ml saliva yang dihasilkan. Viskositas saliva yang sedang yaitu putih, berbusa, bila dimiringkan saliva mengalir. pH saliva yang netral yaitu 7,0. Kapasitas buffer yang sedang yaitu 9 point. Untuk pengukuran plak didapatkan bahwa pasien memiliki plak yang buruk yaitu dengan nilai 7,6.

IX.        PERAWATAN KURATIF TERBATAS
1.    Pencabutan gigi 72

X.           ANJURAN
Pasien di anjurkan untuk menggigit tampon selama 30 menit. Pasien juga tidak boleh makan dan minum yang panas terlebih dahulu, dianjurkan untuk makan dan minum yang dingin terlebih dahulu agar darah bekas cabut tersebut cepat kering. Pasien tidak boleh memainkan daerah yang bekas di cabut menggunakan jari ataupun lidah. Pasien disarankan untuk tidak mengkonsumsi makanan manis lengket secara berlebih, menggosok gigi dua kali sehari setelah sarapan pagi daan malam sebelum tidur, dan kontrol ke pelayanan kesehatan gigi rutn minimal 6 bulan sekali.

XI.        INTERPRETASI KASUS KURATIF TERBATAS
Pada elemen gigi 72 goyang derajat 3 kemudian dilakukan tindakan pencabutan pada gigi tersebut. Ada darah yang keluar setelah dilakukan pencabutan yaitu darah sisa pencabutan namun tidak ada ada perdarahan yang berlebihan. Setelah menggunakan tampon selama 30 menit darah sudah berhenti.

Artikel Lainnya:

PKL PUSKESMAS SAYUNG II


Dalam praktik kerja lapangan Jurusan Keperawatan Gigi Program Studi DIV Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang mempunyai mata kuliah Praktik Kerja Lapangan  di Puskesmas. Dengan demikian diharapkan mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu keperawatan gigi yang didapatkan di Poli Gigi, serta pelayanan-pelayanan yang ada di luar gedung.
Salah satu puskesmas yang menjadi lahan praktik yaitu Puskesmas Sayung II. Berikut profil Puskesmas Sayung II:
1.             Profil Puskesmas Sayung II
Nama Puskesmas           : Puskesmas Sayung II
Jenis Puskesmas : Rawat Inap
Alamat                           : Jalan Raya Onggorawe-Mranggen
Desa                               : Tambakroto
Kecamatan                     : Sayung
Kabupaten                     : Demak
Kode Pos                       : 59563
Telepon                          : (024) 70760097
Jumlah Desa di Wilayah Kerja: 10 Desa Binaan
10 Desa Binaan di Wilayah Puskesmas Sayung II:
a.              Desa Sayung
b.              Desa Tambakroto
c.              Desa Prampelan
d.             Desa Dombo
e.              Desa Karangasem
f.               Desa Loireng
g.              Desa Kalisari
h.              Desa Pilangsari
i.                Desa Bulusari
j.                Desa Jetaksari
Luas Wilayah                 : 2.6672 km

2.             Kegiatan Yang Ada Didalam Poli Gigi
a.       Melakukan diagnosa pasien
b.      Melakukan tindakan preventif (fissure sealant)
c.       Melakukan tindakan pencabutan gigi susu (anastesi CE)
d.      Melakukan tindakan pencabutan gigi tetap (anastesi infiltrasi)
e.       Melakukan tindakan kuratif terbatas (penambalan gigi GI dan ART)
f.       Melakukan analisa saliva
g.      Sterilisasi alat dan hygiene alat
h.      Asistensi tindakan perawatan


Artikel Lainnya:

GIGI BERLUBANG (KARIES)

“GIGI BERLUBANG” 1.              Pengertian Gigi Berlubang Gigi berlubang adalah kerusakan pada struktur jaringan keras gigi (ema...